TUGAS
Nama : Riya Handayani
Kelas : 3ea12
Npm : 16211290
Transjakarta atau umum disebut sebagai Busway adalah sebuah sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT)
pertama di Asia Tenggara dan Selatan, yang beroperasi sejak tahun 2004
di Jakarta, Indonesia. Sistem ini didesain berdasarkan
sistem TransMilenio yang sukses di Bogota,
Kolombia. Transjakarta dirancang sebagai moda transportasi
massal pendukung aktivitas ibukota yang sangat padat. Transjakarta merupakan
sistem BRT dengan jalur lintasan terpanjang di dunia (208 km), serta memiliki
228 halte yang tersebar dalam 12 koridor (jalur), yang beroperasi dari 05.00 -
22.00 WIB.
Transjakarta
dioperasikan oleh Unit Pengelola Transjakarta Busway (UPTB) dibawah Dinas
Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, yang
bertanggungjawab penuh kepada Gubernur Provinsi DKI Jakarta.
Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam operasional Transjakarta
(Pramudi, Onboard/petugas bus, Barrier/petugas halte, dan petugas
kebersihan) sekitar 6.000 orang.[1] Jumlah rata-rata harian pengguna Transjakarta
diprediksikan sekitar 350.000 orang. Sedangkan pada tahun 2012, Jumlah pengguna
Transjakarta mencapai 109.983.609 orang.
Transjakarta sudah berumur 10 tahun sejak diluncurkan
pada 2004 silam pada masa Sutiyoso menjadi Gubernur DKI. Sejak busway
diluncurkan, kepemimpinan di Pemprov DKI Jakarta juga telah berganti tiga kali
yang diawali dari Sutiyoso, Fauzi Bowo, hingga kini Joko Widodo alias Jokowi.
Namun, hingga kini tujuan awal busway sebagai angkutan massal pemecah masalah
kemacetan di Ibu Kota, belum tercapai.
pengelolaan
Transjakarta sampai saat ini masih berada di bawah Dinas Perhubungan DKI
Jakarta, dalam hal ini Badan Layanan Umum (BLU). Hal tersebut membuat kesulitan
manajemen busway mengembangkan diri menjadi perusahaan yang profesional. Sebab
mereka masih dibatasi peraturan yang serba mengikat, dan belum bisa mencari
pendanaan sendiri karena masih mengandalkan subsidi APBD. "Akibatnya
pelayanan busway sulit ditingkatkan menjadi pelayanan prima sesuai harapan masyarakat.
konsep awal busway adalah dikelola secara otonomi.
"Misalnya busway bisa mencari keuntungan lewat penyewaan reklame, dan
lain-lain," tuturnya.
rencana Pemprov DKI yang ingin terus menambah koridor
busway tanpa membenahi yang sudah ada saat ini justru akan menambah masalah
baru. Ia menyarankan pemprov membereskan yang ada ada dulu.
"Busway ini dibangun pada 2004 dengan tujuan bisa
terintegrated dengan angkutan umum lain yang beroperasi di pemukiman warga.
Jadi saran saya wujudkan itu dulu, baru selanjutnya melangkah ke program yang
lainnya. Sementara itu, sejumlah pihak mengaku siap membantu Pemprov DKI
Jakarta untuk mengurangi kemacetan di Ibu Kota. Salah satunya dari PT Jasa
Marga, yang siap berkoordinasi dengan Pemprov DKI. "Jasa Marga siap untuk
koordinasi dengan DKI terkait kemacetan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar