Rea teriak bang fatra dari ruang tamu, tapi rea tak bergeming dari
tempat duduknya, ia tahu abangnya itu pasti ingin menyuruhnya membeli
sate bakar ke depan kompleks rumahnya karena Nathan datang,Rea enggan
karena ia akan bertatap muka dengan Nathan , ia jatuh hati pada sosok
bertampang seperti Fedy Nuril ini, kenapa gue harus jatuh hati pada
temannya bang fatra, seringkali ia mengajukan seperti ini pada dirinya
sendiri tapi ia tak bisa menjawabnya cepat-cepat ia mengunci pintu
karena ia tahu bang fatra dan bang Nathan pasti akan mendobrak pintu kamarnya apabila rea tak bergerak dari temat duduknya.
Rea bersandar di pintu kamarnya kembali ia teringat kenapa ia bisa jatuh hati pada bang Nathan,Saat itu Rea kerepotan karena ia ada tugas menghapal unsur kimia , Rea Paling tidak suka yang namanya EKSAKTA ia memilih di berikan tugas 10 page hapalan Suroh Al-qu’an daripada 1 hapalan EKSAKTA , dengan menggerutu di kamarnya sambil marah-marah pada guru yang memberikan tugas dan kenapa ada pelajaran kimia, kenapa kimia gak di musnahkan dalam pelajaran SMA , tiba-tiba bang Nathan nongol di pintu kamarnya sambil membawa segelas air putih dingin ,mungkin Nathan mendengarnya marah-marah ketika mengambil minum di kulkas yang dekat dengan posisi kamarnya.
Nathan menghampirinya,menanyakan
kenapa Rea marah-marah lalu Rea hanya menunjukkan hapalan yang memenuhi
semua buku catatannya, Nathan duduk di tepi tempat tidurnya lalu
mengambil pulpen yang ada di jemari Rea lalu menulis cara cepat
menghapal rumus kimia tersebut dalam waktu setengah menit, mula-mulanya
rea ragu tapi setelah Nathan mempraktikkan cara menghapalnya, baru Rea
percaya, esoknya di sekolah ia dapat nilai 90 karena ingat semua unsure
kimia tersebut, teman-temannya malah heran melihatnya begitu cepat hapal
padahal mereka tau dalam jangka waktu semalam gak mungkin dapat
menghapal semua unsure tersebut.
Mulai dari saat itulah Rea jatuh hati pada sosok bang Nathan, hingga semenjak ia merasakan yang namanya C.I.N.T.A pada sahabat abangnya itu ia jarang keluar kamar kalau Nathan datang ke rumahnya.Rea…panggil bang fatra menggedor-gedor pintu kamarnya Rea tersadar dari lamunannya lalu menuju tempat tidurnya, menutup wajahnya dengan bantal, sedangkan pintu kamarnya seolah-olah terlepas dari engselnya gara-gara gedoran keras fatra.’’udahlah ra, maybe rea udah tidur teriak Nathan dari balik tv hingga fatra mengurungkan niatnya menggedor pintu kamar rea.
Mulai dari saat itulah Rea jatuh hati pada sosok bang Nathan, hingga semenjak ia merasakan yang namanya C.I.N.T.A pada sahabat abangnya itu ia jarang keluar kamar kalau Nathan datang ke rumahnya.Rea…panggil bang fatra menggedor-gedor pintu kamarnya Rea tersadar dari lamunannya lalu menuju tempat tidurnya, menutup wajahnya dengan bantal, sedangkan pintu kamarnya seolah-olah terlepas dari engselnya gara-gara gedoran keras fatra.’’udahlah ra, maybe rea udah tidur teriak Nathan dari balik tv hingga fatra mengurungkan niatnya menggedor pintu kamar rea.
Esoknya Rea membeli poster super gede Unsur-unsur kimia dan memenuhi setiap sudut kamarnya kalau ia melihat gambar tersebut terkenanglah pada rea pada sosok Nathan.Hati Rea meleleh melihat cewek cantik itu di perkenalkan Nathan sebagai pacarnya kepada bang fatra, ia cepat-cepat masuk ke kamarnya dan mengunci pintu kamar hatinya hancur, rasanya darah tak lagi mengalir di dalam tubuhnya, ia menangis sesunggukan di tepi ranjangnya tak menghiraukan gedoran pintu kamarnya yang diiringi teriakan fatra menyuruhnya keluar.
Semalaman ia menangis hingga membuat matanya membengkak, ketika fatra menanyakannya ia hanya menjawab digigit serangga, sarapannya tidak di sentuh sedikitpun, kalau fatra memanggilnya sampai 4 kali panggilan baru rea menoleh itupun jaraknya hanya 1 meter.
Fatra heran juga melihat kelakuan sang adik berubah total tak suka tersenyum, hanya menunjukkan wajahnya yang datar, kalau di tanyakan ada masalah apa hanya menggeleng tak punya gairah hidup, rea sering menghabiskqn waktunya di kamar kalau ia menghampirinya kekamar, fatra mendapati rea termenung menatap unsure kimianya, ia menyangka rea bermasalah dengan kimia, wajarlah otak rea di bidang sastra.
"Rea gak pernah keluar biasanya wajahnya nongol di depan tv ujar Nathan mengganti channel tv."ku gak tau tan, dia sering melamun sambil mandangin unsure kimia ujar fatra menghirup kopinya, kening Nathan berkerut apa ada masalah lagi dengan kimianya ujar hatinya.
"Rea panggil Nathan ke-4 kalinya baru Rea menoleh,kenapa?ujarnya sambil memegang unsur kimia, "kamu kenapa kok sering di kamar ada masalah lagi ujar Nathan sambil mengusap kepalanya, Rea menggeleng sambil menepis pelan tangan nathan"aku fine ujarnya tersenyum hambar lalu rea masuk ke kamarnya lagi, Nathan merasa aneh menatap mata rea, mata itu seakan akan menyimpan sesuatu ,mata yang berharap banyak dari Nathan.
"Rea aku antar ya ujar Nathan sambil menghampiri rea di depan rumahnya ketika menunggu angkot, rea tersenyum sambil menggeleng padahal sebenarnya ia sudah telat 5 menit ,10 menit kemudian baru rea dapat angkot itupun harus terjepit di antara banyaknya penumpang. Nathan heran padahal dulu selalu rea yang memaksa untuk di antar kesekolah naik mobil sportnya supaya pamer sama teman-temannya kalau ia punya mobil spor Nathan tertawa saat rea mengatakan keinginannya tersebut tapi sekarang untuk bicara padanya saja rea malas apalagi menaiki mobil sportnya.
Fatra berjalan dari satu stand buku ke stand lainnya ia puas setiap stand menjual buku karangannya, lalu fatra berpaling kearah belakang, ia melihat wajah datar rea memandangi tiap buku seolah-olah ia sudah tidak butuh buku lagi, padahal kalau ia mengajak rea ke stand buku fatra yang kelabakan karena uangnya habis untuk membeli buku permintaan rea tapi kini adik semata wayangnya tak ada minat lagi bahkan sedikitpun kepada buku.
Langkah Rea berhenti di hadapannya berdiri Nathan tapi terlebih dahulu fatra memeluknya melepaskan kerinduannya selama 4 tahun tak bertemu karena fatra pindah ke bandung mengikuti kemauan rea yang ingin tinggal di rumah keluarga besar mereka.Dan selama 4 tahun rea tak berhenti memikirkan Nathan walaupun ia bersikap tak peduli rea yang makin dalam menyiksa perasaannya.
Ingin sekali ia menghambur kepelukan Nathan karena rasa rindunya tapi masih bisa di tahannya dengan melangkah menjauhinya pergi ke toilet dan menangis sesunggukan seperti yang di lakukannya 4 tahun yang lalu di samping ranjangnya , ia kasihan pada dirinya sendiri apakah salah mencintai orang seperti Nathan, apakah memang Nathan bukan miliknya melainkan milik renita, kekasih yang selalu di puji Nathan di depan matanya.
"Rea panggil Nathan menghampirinya tatkala keluar dari toilet, setelah jarak mereka setengah meter Nathan menatap tak percaya akan penampilan Rea yang berubah total dari dirinya yang dulu. "aku rindu ama kamu ujar Nathan sambil memeluknya pelan, rea tak menyangka Nathan bersikap seprti ini, hingga rea dapat mencium bau parfum Nathan yang membuatnya melayang seperti dulu ketika ia manaiki mobil Nathan hanya untuk menghirup wangi parfum Nathan.
Rea aku punya sesuatu buat kamu ujar Nathan melepaskan pelukannya, mudah-mudahan bukan undangan pernikahannya dengan renita rea menatap bungkus kado berwarna pink tersebut bentuknya seperti buku, tangannya yang indah mulai merobek sisi sampul lalu melihat judulnya:GARA-GARA UNSUR KIMIA, dengan tak sabar rea mencari tempat duduk untuk membaca buku yang di berikan Nathan.
Setelah semua buku di teliti juga sinopsisnya persis sekali dengan keadaan dirinya apalagi nama tokohnya sama, Nathan, rea, fatra, renita segera rea membaca endingnya dengan rasa haru rea menatap buku tersebut, lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh stand mencari seseorang yang begitu dekat di hatinya, ia berjalan sambil sesekali menatap buku tersebut, hingga tumit sepatunya terlepas tatkala berlari ke luar ruangan, nafasnya terburu tapi matanya menatap sosok yang di carinya rea menghampiri Nathan di samping mobilnya, lalu rea menghambur ke pelukan Nathan.
tangisnya pecah ia merasa penantiannya yang lama tak membuahkan hasil tapi nyatanya Nathan menunggunya semuanya terungkap tatkala rea pindah ke bandung semua barang-barang di angkut, rea sibuk memberesi perkakas dapur hingga fatra menugaskan Nathan memberesi kamar rea hingga tiba membuka semua poster unsure kimia rea , dengan hati-hati ia menggulungnya lalu membaca curahan hati rea selama ini di belakang poster tersebut secara tidak sengaja.
Mulai dari situ Nathan menata perasaanya pada rea dan ternyata hatinya menerima hingga ia berinisiatif membuat buku tersebut agar suatu saat rea tahu juga isi hatinya.Thank’s allah gara-gara kimia aku menemukan Nathan dan satu lagi aku sekarang menyukai kimia apalagi unsure-unsurnya hingga semua koleksi buku di kmarku ku buat sticker unsure kimia begitu juga dengan pacarku Nathan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar