TUGAS SOFSKIL
TRANJAKARTA (BUSWAY)
KEBAYORAN LAMA
- Transjakarta
sudah berumur 10 tahun sejak diluncurkan pada 2004 silam pada masa Sutiyoso
menjadi Gubernur DKI. Sejak busway diluncurkan, kepemimpinan di Pemprov DKI
Jakarta juga telah berganti tiga kali yang diawali dari Sutiyoso, Fauzi Bowo,
hingga kini Joko Widodo alias Jokowi. Namun, hingga kini tujuan awal busway
sebagai angkutan massal pemecah masalah kemacetan di Ibu Kota, belum tercapai.
"Saya ikut terlibat dalam mengonsep Transjakarta
bersama Pak Sutiyoso. Jadi saya bisa berkata tujuan awal busway sebagai solusi
kemacetan di Jakarta hingga saat ini belum tercapai," ujar
Alvinsyah, pakar transportasi Universitas Indonesia, saat menjadi nara
sumber dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Menanti Solusi
Kongkret Kemacetan Jakarta Pasca-sterilisasi Jalur Busway" di Gedung Graha
Pena, Jakarta Selatan, Jumat (6/12).
Alvinsyah mengatakan, pengelolaan Transjakarta
sampai saat ini masih berada di bawah Dinas Perhubungan DKI Jakarta, dalam hal
ini Badan Layanan Umum (BLU). Hal tersebut membuat kesulitan manajemen busway
mengembangkan diri menjadi perusahaan yang profesional. Sebab mereka masih
dibatasi peraturan yang serba mengikat, dan belum bisa mencari pendanaan
sendiri karena masih mengandalkan subsidi APBD. "Akibatnya pelayanan
busway sulit ditingkatkan menjadi pelayanan prima sesuai harapan
masyarakat," katanya.
Dijelaskan Alvinsyah, konsep awal busway adalah
dikelola secara otonomi. "Misalnya busway bisa mencari keuntungan lewat
penyewaan reklame, dan lain-lain," tuturnya.
Alvinsyah juga menilai rencana Pemprov DKI yang
ingin terus menambah koridor busway tanpa membenahi yang sudah ada saat ini
justru akan menambah masalah baru. Ia menyarankan pemprov membereskan yang ada
ada dulu.
"Busway ini dibangun pada 2004 dengan tujuan
bisa terintegrated dengan angkutan umum lain yang beroperasi di pemukiman
warga. Jadi saran saya wujudkan itu dulu, baru selanjutnya melangkah ke program
yang lainnya," tandasnya.
Sementara itu, sejumlah pihak mengaku siap
membantu Pemprov DKI Jakarta untuk mengurangi kemacetan di Ibu Kota. Salah
satunya dari PT Jasa Marga, yang siap berkoordinasi dengan Pemprov DKI.
"Jasa Marga siap untuk koordinasi dengan DKI terkait kemacetan,"
tuturnya.
Menurutnya, Jasa Marga juga mengharapkan
percepatan pembebasan lahan untuk penambahan Gerbang Tol (GT) Semanggi II
agar mengurangi antrean di pintu tol. "Untuk mengurangi kepadatan kami
siap membuat gerbang tol baru, dan berharap Pemprov DKI segera bisa melakukan
pembebasan lahannya," tandasnya. (wok)
Meski sudah
punya jalur khusus, operasional Transjakarta alias busway tak semulus yang
diharapkan. Masih banyak pengendara yang menyelonong masuk, bahkan tak jarang
memicu terjadinya kecelakaan. Gubernur DKI, Jokowi bahkan menyebut sterilisasi
adalah salah satu persoalan yang dihadapi moda transportasi tersebut.
Jokowi juga minta kepada pengendara untuk tidak lagi masuk ke jalur busway. Selain melanggar aturan, nyawa jadi taruhan."Ya sampaikan pada masyarakat kalau itu (masuk jalur busway) berbahaya dan melanggar,"kata Jokowi.
Sebagai salah satu solusi untuk menghalangi pengendara masuk ke jalur busway adalah dengan meninggikan separator.
"Ya kalau nggak seperti itu ya lebih (parah) lagi. Bisa buswaynya masuk ke jalan, bisa mobilnya masuk ke busway, bisa ada yang ketabrak,"ujarnya.
Sebelumnya, Jokowi telah meluncurkan sistem e-ticketing Transjakarta untuk mengurangi antrean penumpang di loket tiket busway.
kesimpulan
"Problem busway itu cuma ada tiga, pertama
sterilisasi jalur busway, kedua jumlah busnya yang harus ditambah, dan bisa
nyalip atau jalur yang bisa dipakai untuk nyalip. Dan sebaik nya busway memakai
cara baru seperti sistem e-ticketing Transjakarta untuk mengurangi antrean
penumpang di loket tiket busway.